Senin, 08 Agustus 2011

seni rakyat : antara ada dan tiada

Seni Pertunjukan Rakyat hidup dan berkembang ditengah-tengah masyarakat. Kehidupan seni ini tergantung masyarakat pendukungnya. Seni rakyat bisa tetap eksis apabila masyarakat masih mendukung, baik secara pasif maupun aktif. Cara pasif artinya masyarakat tidak terlibat langsung dalam pengembangan maupun pengelolaan seni tersebut, tetapi ikut berperan sebagai penonton, penikmat, pengamat yang berada diluar kelompok seni. Cara aktif artinya ikut serta sebagai pemain, pengurus, donatur yang menyokong secara langsung sehingga seni dapat tetap eksis.
Ditengah arus modern yang melanda masyarakat kita dewasa ini, membuat beberapa bentuk seni rakyat semakin kabur keberadaanya. Hidup secara organisasi tetap mati menurut aktifitasnya. Kehidupan seni rakyat semakin memprihatinkan secara kuantitas maupun kualitas. Pergesaran fungsi serta kurangnya perhatian yang serius membuat seni rakyat seperti kata pepatah " hidup segan, matipun tak hendak".
Apakah kita perlu menangisi seni rakyat yang hampir punah?
Bukan hanya soal tangis atau kehilangan sebuah bentuk seni, tetapi lebih pada penyikapan terhadap sesuatu sebagaimana mestinya. Seni sama juga dengan bentuk kebutuhan dan keinginan manusia yang lain. Hampir sama dengan makanan kita, kalau kita tidak suka dengan suatu makanan maka tidak harus kita paksakan untuk memakannya. Atau sama halnya dengan perhiasan, kita tidak mau jika dipaksa menggunakan anting walaupun terbuat dari emas, tetapi tidak lagi menyukainya, maka wajar kalau kita menolaknya.
Seni rakyat memang pernah membumi, mengakar pada setiap sendi kehidupan masyarakatnya. Itu dahulu, ketika seni bukan sekedar hiburan seperti sekarang ini. Seni bisa berperan sebagai apa saja, tergantung kreatifitas sang seniman. secara fungsi seni pernah menjadi sarana ritual keagamaan, sarana propaganda/ sosialisasi, sarana pemersatu bangsa, sarana ekspresi seni itu sendiri dan masih banyak lainnya. sekarang semua fungsi tersebut telah diambil perannya oleh bentuk baru, yang lebih mengkini dan "instan".








Lomba Seni Pertunjukan dalam Pekan Syawalan Tahun 2011 Kab. Temanggung

Tradisi Syawalan bagi masyarakat Jawa sudah menjadi ritual rutin yang digelar sepekan setelah Idul Fitri atau setelah menjalankan puasa syawal selama enam hari. Masyarakat Jawa menyebutnya dengan Lebaran Kupat atau acara Syawalan. Begitu kuatnya tradisi ini tertanam dalam masyarakat sehingga tidak aneh kalau tiap-tiap daerah selalu merayakan tradisi Syawalan dengan meriah.
Berdasarkan kondisi diatas, kami berinisiatif untuk memeriahkan tradisi syawalan dengan menyelenggarakan Lomba seni Pertunjukan yang diselenggarakan di Obyek Wisata Tirto Asri Kowangan Temanggung. Kegiatan ini selain memberikan hiburan yang segar kepada masyarakat juga memberikan ruang komunikasi antara kelompok seni pertunjukan serta menghidupkan seni pertunjukan yang ada di Kabupaten Temanggung.

Tujuan penyelenggaraan Pekan Syawalan Kabupaten Temanggung adalah :
1. Memeriahkan Pekan Syawalan yang merupakan tradisi masyarakat Jawa.
2.  Memberikan ruang kepada kelompok kesenian untuk berekspresi dan berkompetisi.
3.  Sebagai sarana berkomunikasi antar kelompok seni pertunjukan.
4. Memberikan hiburan kepada masyarakat khususnya pengunjung Obyek Wisata Tirto Asri Kowangan Temanggung.
 
WAKTU KEGIATAN
Pelaksanaan Lomba Seni Pertunjukan :
Hari                 : Senin ,Selasa dan Rabu
Tanggal          : 5 , 6, 7 September 2011
Pukul              : 13.00 – selesai
Tempat           : Obyek Wisata Tirto Asri Kowangan Temanggung.

Pelaksanaan Lomba Seni Pertunjukan dalam rangka “Pekan Syawalan” Kabupaten Temanggung dikendalikan oleh Panitia  Pelaksana yang terdiri dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dengan susunan panitia sebagai berikut
:
Ketua                      : Drs. Didik Nuryanto
Sekretaris               : Toto Sumartono, B.A, S. Sos
Bendahara             : Hadi Siswoyo, B.A
Seksi – Seksi                 
Dokumentasi         : 1. Don Hardono
& Publikasi                2. Sugeng Riyadi, S.Sn     
Usaha                     :  1. Suyono
                                    2. Toto Sumartono,BA,SSos       
Acara dan              :  1. Sih Ngabekti, S.Sos
Perlombaan               2. Hanung Widanur , S.Sn
 
Perlengkapan        :  1. Waluyo , S.S
dan Dekorasi             2. Hadi Siswoyo, B.A
       

PESERTA

1.   Peserta Lomba Seni Pertunjukan Kabupaten Temanggung adalah kelompok seni pertunjukan yang meliputi :
·        Seni Kuda Lumping
·        Seni Topeng Ireng / Dayaan
·        Seni Kobrosiswo
·        Seni Thek-thek  Bambu

2.   Ketentuan peserta lomba.
·        Memiliki nomor  Register Kebudayaan dari Dinas Budparpora Kab. Temanggung
·        Mengisi  formulir pendaftaran  dan membayar biaya  pendaftaran  masing-masing group Rp.50.000 ,-
·        Tiap  -  tiap group  / peserta , diwajibkan  menampilkan  materi  garapan   seni  bebas, dengan durasi  waktu  15 – 20 menit .
·        Jumlah personil  pendukung pentas  maksimal 40  orang, boleh putra, putri, atau campuran, usia tidak dibatasi.

3.   Pendaftaran :  Dibuka tanggal  1 Agustus 2011  sampai   27 Agustus 2011
Tempat pendaftaran :
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga
Kab. Temanggung Jl. Jenderal Sudirman No. 23 Temanggung
CP. (SIH )              : 08170554535                        (YONO)          : 081392132290
(SUGENG)     : 085647268327;                     (WALUYO )  : 081804360525

 
              Lomba Seni Pertunjukan Kabupaten Temanggung diharapkan berlangsung dengan sukses dan melahirkan kelompok seni yang kreatif, inovatif sehingga mampu membawa pengaruh bagi kelestarian seni tersebut di masyarakat.
             Kepada pihak-pihak yang telah berpartisipasi dan mendukung suksesnya penyelenggaraan kegiatan ini diucapkan terima kasih.


           
Di23213216@yahoo.com